BERTANI DI RUMAH DENGAN TEHNIK TANAM CERDAS DI LAHAN SEMPIT

BERTANI DI RUMAH DENGAN TEHNIK TANAM CERDAS DI LAHAN SEMPIT
Kegiatan bertani di lahan sempit, seperti pekarangan rumah, dapat dilakukan dengan beberapa tehnik berikut ini :
1. Menanam dalam wadah : Polybag atau Pot
Tehnik paling umum banyak dilakukan sejak lama, sehingga dari kegiatan ini muncul istilah tabulampot, kepanjangan dari menanam buah dalam pot.. Polybag merupakan suatu wadah yang umumnya terbuat dari bahan plastik berbentuk persegi atau persegi panjang dengan berbagai ukuran, berwarna hitam dan transparan, dan terdapat lobang-lobang disekitarnya. Sedangkan pot merupakan suatu wadah yang terbuat dari macam-macam bahan (contoh : tanah liat, plastik, beling/kaca, semen, kayu, logam/drum, dll), memiliki warna dan corak yang beragam, berbentuk tabung dengan barbagai ukuran, dengan lobang-lobang di bawahnya. Baik pot maupun polybag memiliki peran yang sama, yaitu sebagai wadah media tanaman. Untuk budidaya tanaman dalam wadah pot atau polybag, media tanam dibuat sebagai pengganti tanah. Oleh karena itu, harus bisa menggantikan fungsi tanah bagi tanaman. Setiap jenis tanaman membutuhkan sifat dan karakteristik media tanam yang berbeda. Misalnya, tanaman buah membutuhkan karakter media tanam yang berbeda dengan tanaman sayuran. Tanaman buah memerlukan media tanam yang solid agar bisa menopang pertumbuhan tanaman yang relatif lebih besar, sementara jenis tanaman sayuran daun lebih memerlukan media tanam yang gembur dan mudah ditembus akar.
Media tanam memiliki fungsi untuk menopang tanaman, memberikan nutrisi dan menyediakan tempat bagi akar tanaman untuk tumbuh dan berkembang. Lewat media tanam tumbuh-tumbuhan mendapatkan sebagian besar nutrisinya. Untuk budidaya tanaman dalam wadah pot atau polybag, media tanam dibuat sebagai pengganti tanah. Oleh karena itu, harus bisa menggantikan fungsi tanah bagi tanaman.
Media tanam yang baik harus memiliki sifat-sifat fisik, kimia dan biologi yang sesuai dengan kebutuhan tanaman. Secara umum, media tanam yang baik harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut:
• Mampu menyediakan ruang tumbuh bagi akar tanaman, sekaligus juga sanggup menopang tanaman. Artinya, media tanam harus gembur sehingga akar tanaman bisa tumbuh baik dan sempurna, akan tetapi masih cukup solid memegang akar dan menopang batang agar tidak roboh. Apabila media terlalu gembur, pertumbuhan akar akan leluasa namun tanaman akan terlalu mudah tercerabut. Sebaliknya apabila terlalu padat, akar akan kesulitan untuk tumbuh.
• Memiliki porositas yang baik, artinya bisa menyimpan air sekaligus juga mempunyai drainase (kemampuan mengalirkan air) dan aerasi (kemampuan mengalirkan oksigen) yang baik. Media tanam harus bisa mempertahankan kelembaban tanah namun harus bisa membuang kelebihan air. Media tanam yang porous mempunyai rongga kosong antar materialnya. Media tersebut tersebut isa ditembus air, sehingga air tidak tergenang dalam pot atau polybag. Namun disisi lain ronga-rongga tersebut harus bisa menyerap air (higroskopis) untuk disimpan sebagai cadangan dan mempertahankan kelembaban.
• Menyediakan unsur hara yang cukup baik makro maupun mikro. Unsur hara sangat penting bagi pertumbuhan tanaman. Unsur hara ini bisa disediakan dari pupuk atau aktivitas mikroorganisme yang terdapat dalam media tanam.
• Tidak mengandung bibit penyakit, media tanam harus bersih dari hama dan penyakit. Hama dan penyakit yang terkandung dalam media tanam dapat menyerang tanaman dan menyebabkan kematian pada tanaman. Media tanam tidak harus steril karena banyak mikrooganisme tanah yang sebenarnya sangat bermanfaat bagi tanaman, namun harus higienis dari bibit penyakit.
Bahan-bahan media tanam organik
Ada banyak ragam material yang bisa dimanfaatkan untuk membuat media tanam mulai dari yang alami hingga yang sintetis. Dan ini beberapa bahan alami organik yang banyak tersedia di alam, murah dan gampang pembuatannya.
a. Tanah (bahan utama)
Tanah yang baik untuk media tanam sebaiknya diambil dari lapisan bagian (top soil). Secara umum terdapat dua tipe tanah yaitu yang harus diperhatikan yakni tanah pasir dan tanah lempung. Tanah yang berpasir memiliki kemampuan drainase yang baik, cepat mengalirkan air namun kelemahannya tanah tersebut buruk dalam menyimpan air sebagai cadangan. Sedangkan tanah lempung lebih sulit ditembus oleh air sehingga akan membuat air tergenang dalam media tanam. Tanah yang baik untuk media tanaman tidak terlalu berpasir dan tidak terlalu lempung, melainkan harus gembur.
b. Kompos atau humus
Kompos merupakan bahan organik yang berfungsi sebagai penyedia unsur hara bagi tanaman. Kompos yang digunakan untuk media tanam adalah kompos padat, silahkan baca jenis dan karakteristik pupuk kompos. Hampir semua jenis kompos padat bisa digunakan sebagai bahan baku media tanam.
Penambahan bahan-bahan organik seperti kompos atau humus pada media tanam bisa memperbaiki struktur fisik tanah dan meningkatkan kapasitas tukar kation. Kompos yang ditambahkan sebaiknya berupa kompos yang telah matang. Kompos yang belum matang berpotensi mendatangkan hama dan penyakit. Selain itu unsur haranya sulit diserap tanaman karena belum terurai secara penuh.
Selain kompos, bisa juga memanfaatkan humus yang didapatkan dari hutan. Tanah humus memiliki kandungan unsur hara yang tinggi. Bila lokasi anda dekat dengan hutan, tanah humus bisa dicari dengan mudah. Tempat-tempat terbaik adalah disekitar tanaman pakis-pakisan.
Unsur bahan organik lain juga bisa digunakan sebagai pengganti kompos atau humus seperti pupuk kandang atau pupuk hijau. Hanya saja perlu digarisbawahi, sebaiknya gunakan pupuk kandang atau hijau yang telah matang benar dan teksturnya sudah berbentuk granul seperti tanah. Penggunaan pupuk kandang yang belum matang beresiko membawa hama dan panyakit pada tanaman.
c. Arang sekam atau sabut kelapa
Arang sekam merupakan hasil pembakaran tak sempurna dari sekam padi. Arang sekam berguna untuk meningkatkan kapasitas porositas tanah. Penambahan arang sekam pada media tanam akan memperbaiki struktur media tanam karena mempunyai partikel-partikel yang berpengaruh pada pergerakan air, udara dan menjaga kelembaban.
Manfaat arang sekam adalah bisa menetralisir keasaman tanah, menetralisir racun, meningkatkan daya ikat tanah terhadap air, merangsang pertumbuhan mikroba yang menguntungkan bagi tanaman, menjadikan tanah gembur sehingga memperbaiki drainase dan aerasi tanah. Arang sekam lebih baik dibanding sekam padi, karena arang sekam sudah mengalami pembakaran yang bisa menghilangkan bibit penyakit atau hama yang mungkin saja terikut.
Selain arang sekam, bisa juga digunakan sisa-sisa sabut kelapa (coco peat). Sabut kelapa mempunyai sifat seperti arang sekam. Media tanam sabut kelapa cocok digunakan di daerah yang kering dengan curah hujan rendah. Sabut diambil dari bagian kulit kelapa yang sudah tua.
Cara membuat media tanam organik
Berikut ini cara-cara membuat media tanam polybag atau pot dengan menggunakan bahan baku yang telah diterangkan di atas. Untuk membuat media tanam yang baik diperlukan unsur tanah, bahan pengikat atau penyimpan air dan penyedia unsur hara. Bahan baku yang akan digunakan dalam tutorial berikut adalah tanah top soil, kompos dan arang sekam. Berikut langkah-langkahnya:
• Siapkan tanah yang terlihat gembur dan subur, lebih baik diambil dari bagian paling atas. Kemudian ayak tanah tersebut hingga menjadi butiran-butiran halus. Usahakan tanah dalam keadaan kering sehingga tidak menggumpal. Tanah yang menggumpal akan menyebabkan bahan-bahan tidak tercampur dengan merata.
• Siapkan kompos yang telah matang, bisa dari jenis kompos biasa, bokashi atau kompos takakura. Ayak kompos atau humus tersebut sehingga menjadi butiran halus.
• Siapkan arang sekam, silahkan baca cara membuat arang sekam.
• Campurkan tanah, kompos, dan arang sekam dalam sebuah wadah. Komposisi campuran adalah 2 bagian tanah, 1 bagian kompos dan 1 bagian arang sekam (2:1:1). Aduk hingga merata.
• Siapkan pot atau polybag, masukkan campuran tersebut kedalamnya. Media tanam sudah siap digunakan.
Sekadar catatan, ketiga bahan baku tersebut bisa juga dicampur dengan komposisi 1:1:1 atau 2:1:1. Mana yang terbaik bagi Anda, tentunya tergantung dari jenis tanaman dan ketersediaan sumber daya. Mengenai hasil, beberapa penelitian menunjukkan hal yang berbeda. Lebih baik mencobanya secara try and error.
Media tanam sangat berguna apabila kita ingin menanam sayuran dalam polybag atau pot. Metode seperti ini cocok diterapkan di lahan yang terbatas atau lahan sempit.
2. Menanam secara Vertikultur
Prinsip budidaya tanaman dengan sistem pertanian vertikultur adalah untuk memanfaatkan ruang kearah vertical, dengan mengatur media tumbuh dalam wadah agar penanaman dapat susun ke atas. Cara ini jauh lebih praktis karena dengan satu wadah (pipa atau bambu) kita dapat menanam dan mengontrol lebih dari 1 tanaman secara bersamaan.
Hal ini dikarenakan, satu wadah tersebut dapat memuat lebih dari 10 tanaman yang ditata sedemikan rupa hingga memungkinkan untuk tumbuh. Wadah tersebut dapat dibuat dengan pipa besar atau bambu, kemudian pada badan pipa atau bambu tersebut dilubangi untuk tempat tanaman yang akan ditanam.
Pada metode ini, media tanam dan air disalurkan langsung dari atas pipa, hal ini sangat membantu karena akan menghemat penggunaan air, juga dapat memudahkan dalam proses penyiraman. Perkembangan budidaya tanaman secara vertikultur ini lebih berkembang pesat dari pada budidaya dengan hidroponik, karena teknik ini lebih ringan, hemat, dan mudah untuk diaplikasikan. Selain itu teknik ini sangat cocok untuk rumah dengan halaman yang sempit, karena selain menambah estetika, juga mampu memproduksi kebutuhan dapur rumah tangga.
Metode ini sangat cocok untuk diterapkan dalam membudidayakan tanaman yang berumur singkat seperti sayuran. Berbagai macam sayuran seperti sawi, kangkung, seledri, kaylan, pakcoi hingga tomat bisa dikembangkan dengan cara vertikultur.
Vertikultur sendiri memiliki banyak model, mulai dari vertikultur gantung, tempel, tegak, hingga rak. Untuk memperoleh bahan-bahan yang dibutuhkan untuk bercocok tanam dengan metode ini pun tidak perlu mengeluarkan biaya yang mahal, bahkan bisa menggunakan bahan-bahan bekas seperti pipa paralon yang sudah tidak terpakai. Pipa paralon biasanya digunakan untuk model vertikultur tegak atau yang dikenal juga dengan metode vertikultur paralon PVC.
Cara budidaya tanaman dengan model ini pun tidak lah sulit.
Pertama-tama, siapkan pipa paralon berdiameter kurang lebih 4 cm yang telah diberi beberapa lubang sebagai tempat untuk menaruh bibir tanaman yang sudah disemai sebelumnya. Agar dapat berdiri tegak, bagian bawah pipa paralon dapat diberi semen dengan wadah kaleng atau pot. Kemudian masukkan media tanam seperti tanah, kompos dan sekam hingga memenuhi pipa paralon dan letakkan bibit tanaman pada setiap lubang pada pipa paralon. Setelah itu, cukup merawat tanaman tersebut dengan cara menyiramnya secara rutin dengan cara mengalirkan air dari bagian atas pipa paralon.
3. Hidroponik
Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan cara bercocok tanam tanpa tanah tetapi menggunakan media air dan bahan yang bersifat porus juga steril, dengan memberikan unsur hara terkendali yang berisi unsur-unsur ensensial yang dibutuhkan tanaman, sebagai pengganti nutrisi tanah, misalnya arang sekam, pasir, bata merah yang dihaluskan, batu apung, kerikil dan batu kali. Makanan atau nutrisi tumbuhan hidroponik diperoleh dari zat anorganik yang dialirkan melalui pipa air. Tanaman juga dapat ditempatkan di atas bak penampungan nitrisi dari bak nutrisi. Jadi, pada sistem hidroponik, akar tanaman selalu terendam cairan nutrisi.
Teknik budidaya ini sedikit rumit karena media dan hara yang digunakan berbeda, air yang seharusnya berfungsi sebagai penyeimbang, pelarut, dan penghantar nutrisi didalam tanah, akan dialih fungsikan secara optimal untuk menjadi media utama sekaligus nutisi pada tanaman dengan perantara arang sekam dan rokul.
Dengan begitu, pupuk yang digunakan pun berbeda dengan pupuk yang diaplikasikan ke tanah, hal ini dikarenakan tidak semua tanaman mampu menyerap nutrisi langsung dari air, pupuk tersebut harus bisa larut dengan air dan dapat diserap oleh akar.
Sejauh ini, pupuk untuk teknik hidroponik yang sudah dikembangkan adalah pupuk A-B Mix. pupuk ini adalah perpaduan 2 pekatan yaitu Pekatan A dan Pekatan B yang nantinya akan dicampurkan kedalam air dengan takaran tertentu.
Selanjutnya yaitu instrumen. Dikarenakan teknik hidroponik ini mutlak menggunakan air, diperlukan suatu instrumen untuk menyalurkan air bernutrisi tersebut. Instrumen ini dapat dirancang menggunakan pipa paralon, talang air, bambu, maupun botol plastik bekas, tergantung selera dan keuangan. Metode pembuatannya pun berbeda-beda, tergantung metode hidroponik apa yang akan digunakan.
Sistem kerja instrumen ini yaitu mengalirkan air nutrisi dari wadah utama menuju saluran-saluran tepat tanaman berada, kemudian disalurkan kembali ke wadah utama.
Setelah itu, kita dapat mempersiapkan media penghantar, media penghantar ini berfungsi menopang tanaman pada saat tanaman diletakkan pada instrumen, media penghantar ini juga berperan dalam mengikat air yang mengalir sehingga tanaman lebih mudah untuk menyerap nutrisi, beberapa media penghantar ini adalah arang sekam dan kapas Rock wool.
Setelah beberapa aspek diatas sudah tersedia, barulah kita dapat memulai bercocok tanam secara hidroponik. Teknik ini membutuhkan biaya lebih dan pengalaman, oleh karena itu teknik ini jarang sekali kita jumpai. Namun dengan berbagai kelebihan hidroponik tadi, selain dapat mengoptimalkan fungsi air, kita akan mendapatkan ilmu baru dan inovasi unik dalam dunia tanaman yang tentunya sayang untuk dilewatkan.
Metode ini pun memiliki banyak teknik, dan ada lagi salah satu teknik lain yang paling sederhana dan mudah untuk diterapkan adalah teknik hidroponik wick.
Salah satu model terapan sistem ini, dapat dengan sangat mudah dilakukan, yaitu dengan menggunakan botol bekas. Pertama-tama potong botol menjadi 2 bagian dan lubangi bagian atas leher botol untuk pemasangan sumbu dan aliran udara. Kemudian pasang sumbu pada bagian atas botol dan masukkan bagian tersebut ke bagian bawah botol dengan cara dibalik. Setelah itu, isi bagian atas botol dengan media tanam seperti sekam, pecahan bata, dan sebagainya agar akar dan batang tanaman tidak mudah tumbang. Terakhir, masukkan bibit tanaman yang sudah disemai ke dalam media tanam dan siram dengan larutan nutrisi yang terbuat dari campuran air dan unsur hara.
Tanaman yang diproduksi dan dikembangkan dengan metode ini biasanya memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan tanaman yang dikembangkan menggunakan tanah, baik dalam hal rasa maupun kandungan gizinya. Tanaman yang bisa dibudidayakan di media tanam hidroponik adalah jenis tanaman hortikultura yang meliputi tanaman sayur, buah, obat-obatan hingga tanaman hias.
4. Aquaponic
Sebenarnya, sistem perkebunan semacam ini sudah lama diadopsi sejumlah negara dengan sumber daya lahan terbatas. Bisa dibilang juga bahwa aquaponik sebenarnya adalah bagian dari pengembangan teknologi hidroponik. Ini semacam teknologi budidaya terpadu antara ikan dan tanaman. Teknologi terapan ini irit lahan dan air, hingga mudah diterapkan di perkotaan dengan lahan sempit.
Dimana dalam tehnik ini, budidaya ikan menjadi sumber nutrisi yang akan diserap tanaman. Pertanian akuaponik ini sendiri bisa dikatakan sebagai pertanian organik hidroponik karena nutrisi yang diserap tanaman bukan berasal dari pupuk sintetis melainkan dari kotoran ikan yang terlarut dalam kolam ikan.
Banyak keuntungan bisa dipetik dari penerapan aquaponic ini. Biaya produksi rendah dan hasil sangat tinggi. Sistem ini bisa menekan laju pencemaran lingkungan. Biaya awal sekadar ongkos pembelian semen atau terpal, paralon, dan lain-lain. Beberapa kebutuhan bisa dipenuhi dengan barang bekas seperti gelas air mineral.
Konsep desain yang paling sederhana, di bagian bawah terdapat kolam ikan, sedang bagian atas bersusun paralon ukuran empat inchi sebagai wadah menanam aneka sayuran. Buat beberapa kolam ikan dari beton atau bahkan kolam terpal pun bisa (hemat dan mudah kan), lalu bangun semacam rak di bagian atas sebagai penyangga pipa paralon ukuran empat inchi. Pada tubuh pipa bagian atas dilubangi dengan ukuran disesuaikan kebutuhan. Lubang itu sebagai wadah menanam aneka sayuran.
Bak ikan dipasangi airator yang biasa digunakan di akuarium. Air dari bak ikan naik dan mengairi pipa paralon sebagai wadah tanam sayuran. Akar-akar sayuran akan menyaring air bekas ikan ini sekaligus menjadi pupuk. Sehingga air yang kembali ke bak menjadi bersih lagi, ini baik untuk pertumbuhan ikan. Prinsipnya, menjadikan bakteria nitrosomas and nitrobactor untuk menukarkan air kumbahan menjadi nutrisi kepada tanaman dan sekaligus membersihkan air yang kemudiannya di alirkan ke kolam ikan menggunakan daya graviti (perbandingan air tangki ikan : kerikil/media tanam lain, dalam ruang hidup (wadah) tanaman = kira-kira 1.3 : 1).
Tehnik ini tak hanya mengurangi beban biaya dapur, juga efek lain. Bahkan suara gemericik air dari kolam, bisa menjadi sarana hiburan tersendiri.
Peluang menerapkan pola perkebunan aquaponic sangat besar, terutama mereka yang hidup rumah toko (ruko). Bahkan, bila perlu setiap rumah punya aquaponic. Cara ini guna mengurangi konsumsi sayuran berpestisida dan beban dapur.
Aquaponic, sangat bermanfaat bagi kesehatan, lingkungan, sekaligus menjadi jaring pengaman dompet. Sayuran melalui aquaponic itu murni organik. Aquaponic tak perlu menggunakan lahan luas dan hemat penggunaan air. Sedangkan urusan biaya dapur, tak perlu merogoh kocek sekadar membeli cabai di pasar.
Jika memungkinkan, pola ini bisa menjadi salah satu model bagi kemandirian pangan masyarakat perkotaan. Membuat perkebunan aquaponic di halaman rumah yang sempit, membuat rumah menjadi sejuk, dan hijau. Kebutuhan pangan keluarga pun terpenuhi bahkan bisa produktif menghasilkan.
Anda dan keluarga suka sayuran segar sepanjang tahun serta memperoleh berkilokilo ikan? Caranya mudah saja iaitu melalui akuaponik. Anda cuma perlu peruntukkan masa 5 menit sehari untuk berladang cara akuaponik walaupun dengan pakaian yang anda pakai ke pejabat. Tidak perlu mencangkul, merumput, menggembur dan membongkok atau duduk lama yang menyiksa badan. Tidak ada racun rumpai dan racun serangga. Juga tidak perlu bimbang untuk menyiram sayuran setiap hari. Anda hanya memberi makan kepada ikan lalu menyebabkan anda mendapat sayuran dan lauk segar. Pilih ikan air tawar yang disuka, contohnya ikan lele, ikan nila, ikan gurame, ikan sepat, ikan emas, ikan koi, udang galah dll, boleh di ternak atau di pelihara di dalam kolam atau tangki.
Akuaponik menjadi hobi yang sangat bermanfaat untuk diri sendiri dan keluarga, dengan memahami sains mengenai ekosistem mini yang mengaitkan hubungan antara ikan, bakteria dan tanaman. Ikan menyumbang kotoran dan sisa pakan yang di dalamnya mengandung amonia. Bakteri menyaring dan mengubah amonia menjadi nitrat, zat yang berfungsi sebagai pupuk bagi tanaman. Tanaman memasok oksigen yang diperlukan ikan.
5. Aeroponic
Pada dasarnya, metode aeroponik ini sama dengan hidroponik dan akuaponik yaitu teknologi terapan di bidang pertanian yang menggunakan media air untuk memproduksi sayuran dan buah. Lantaran tidak menggunakan tanah, otomatis hasil panen menjadi lebih bersih dan biasanya jarang terkena hama dan penyakit tanaman yang banyak berasal dari tanah. Teknik ini menghasilkan tanam yang tumbuh lebih cepat dan produksi yang tinggi. Maka,sama dengan aquaponic, bisa dibilang bahwa aeroponik sebenarnya adalah bagian dari pengembangan teknologi hidroponik juga.
Aeroponic berasal dari kata aero yang berarti udara dan ponus yang berarti daya. Jadi bedanya, aeroponic merupakan cara bercocok tanam yang memanfaatkan udara sebagai media tanam utama dengan akar yang hanya menggantung di udara, tanpa menempel pada media apapun. Makanan atau nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman aeroponik diberikan dengan cara menyemprotkan air dalam bentuk kabut yang sudah bercampur nutrisi ke bagian akar yang menggantung. Akar tanaman yang ditanam menggantung akan menyerap larutan hara tersebut. Air dan nutrisi disemprotkan menggunakan irigasi sprinkler. Penyemprotan dilakukan secara berkala dengan lama penyemprotan yang sudah ditentukan. Misalnya, penyemprotan dilakukan setiap 2 menit, dan lama penyemprotan 3 detik. Biasanya penyemprotan dilakukan secara otomatis menggunakan alat semprot yang sudah dilengkapi timer (pengaturan waktu). Akar tanaman yang dikembangan dengan metode ini akan menyerap nutrisi dari larutan hara dan mengalirkannya ke bagian tanaman lainnya seperti batang dan daun.
Dengan metode ini penyerapan nutrien lebih efisien, dan akar juga dapat menyerap oksigen lebih baik karena tidak ada medium yang menghalangi.
Untuk membudidayakan tanaman dengan metode ini pun tidak memerlukan tenaga dan biaya yang tinggi. Cukup menggunakan lembaran styrofoam atau gabus yang diberi banyak lubang. Kemudian dengan menggunakan busa, tancapkan bibit tanaman yang sudah disemai pada setiap lubang dan akar tanaman akan menggantung bebas. Letakkan sprinkler untuk menyemprotkan air yang telah dicampur dengan unsur hara guna memberi nutrisi ke akar. Pastikan sprinkler ini berjalan terus-menerus agar tanaman tetap mendapat nutrisi yang cukup.
Salah satu kunci keunggulan budidaya aeroponik ialah oksigenasi dari tiap butiran kabut halus larutan hara yang sampai ke akar. Selama perjalanan dari lubang sprinkler hingga sampai ke akar, butiran akan menambat oksigen dari udara hingga kadar oksigen terlarut dalam butiran meningkat. Dengan demikian proses respirasi pada akar dapat berlangsung lancar dan menghasilkan banyak energi
Sayuran yang dibudidayakan dengan metode aeroponik terbukti memiliki kualitas yang baik, higienis, sehat, segar, renyah, memiliki aroma dan cita rasa yang tinggi. Sayuran aeroponik dapat mengisi peluang kebutuhan tingkat masyarakat menengah ke atas. Biasanya sayuran yang dikembangkan menggunakan metode ini merupakan jenis sayuran yang berumur pendek seperti caisim, pakcoy, selada, kalian, kangkung dan sebagainya.
Itu semua ilustrasi singkat tentang tehnik cerdas menanam di lahan yang sempit, pada kesempatan yang lain, akan kami muat artikel yang membahas lebih detail setiap tehnik tehnik yang telah dipaparkan di atas. Selamat memulai dan melanjutkan aktiitas bertani dan berkebun di rumah sendiri.
Salam Pertanian.
Share on Google Plus

About Hello Baper

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar